Kali ini kita akan bahas seputar Networking yaitu Apa Perbedaan Shared Hosting, VPS, dan Dedicated Server?. Ok, bagi yang punya pertanyaan yang sama, saya akan bahas perbedaannya apa saja.
Sebelumnya, saya asumsikan teman-teman minimal memiliki salah satu dari sekumpulan pertanyaan di bawah ini.
- Apa sih bedanya hosting, VPS, dan dedicated server?
- Saya punya web yang ingin dipublish di internet, bagusnya pakai shared hosting, VPS, atau dedicated server?
- Saya pengen pasang project non-web saya di internet, harus pakai shared hosting, VPS, atau dedicated server?
- Saya cuma ingin membaca artikel ini saja.
Fine, mari kita bahas satu persatu mulai dari definisi hingga menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas.
Daftar isi
Shared hosting biasa dipanggil dengan hosting atau web hosting adalah sebuah infrastruktur server dengan cara membagi-bagi sebuah server menjadi beberapa bagian. Bagian-bagian ini memiliki ukuran dan spesifikasi yang sama, misalkan OS, RAM, HDD, dll sesuai dengan spesifikasi server yang digunakan. Yang membedakan adalah limit dari akun shared hosting yang dimiliki. Akun Shared Hosting dengan limit storage 5GB bisa saja disimpan di satu server dengan Akun Shared hosting dengan limit storage 10GB. Intinya, 1 server biasa dipakai untuk banyak akun hosting.
Yang perlu diperhatikan dari shared hosting adalah kamu tidak memiliki banyak hak akses ke server dan banyak sekali batasan-batasan seperti bandwidth, file manager, ssh, dll. Kekurangan lainnya adalah jika akun shared hosting lain yang satu server dengan kamu menyalahgunakan server seperti rakus dalam menggunakan resource, maka kamu juga akan kena akibatnya, ibarat hidup seorang mahasiswa ngekost, jika kamar disamping kita berisik, tentu kita akan terganggu, apalagi kost itu identik dengan memiliki tembok yang relatif tipis.
Namun kelebihannya dari shared hosting adalah harganya relatif murah dan simple digunakan untuk orang awam yang tidak tahu banyak tentang teknologi.
VPS (Virtual Private Server)
Jika Shared Hosting tadi berbicara seputar mahasiswa ngekost, VPS atau Virtual Private Server dapat diibaratkan seperti apartemen. Rasanya seperti rumah sendiri, namun kamu masih ‘ikut’ ke gedung orang lain. Begitu juga dengan VPS, kamu seolah-olah punya sebuah server secara software, namun secara hardware kamu masih menumpang di server yang dipakai bersama-sama.
Kekurangannya adalah kamu perlu skill lanjutan mengenai ini, karena VPS sebenarnya bukan mainan untuk orang awam, kecuali kamu sedang dalam proses belajar server. Kekurangan lainnya adalah kamu perlu merakit sendiri software yang kamu miliki sebelum deploy project/web yang kamu milliki tidak seperti shared hosting yang klik klik langsung jadi sebuah web dengan auto installer. Namun jika kamu terbiasa dengan Server OS seperti Ubuntu LTS atau CentOS, kamu tidak akan mengalami kesulitan disini.
Kelebihannya adalah kamu memiliki hak akses lebih dibanding shared hosting, kamu bebas rancang bangun software yang kamu butuhkan untuk project/web yang kamu miliki. Taruhlah kamu ingin membuat sebuah game server, kamu dapat menaruhnya di VPS. Kelebihan lainnya adalah VPS menjadi alternative menengah antara Shared Hosting dengan Dedicated Server yang memiliki harga lebih mahal dan kompleksitas yang lebih tinggi.
Dedicated Server
Nah kalau yang ini, kamu diibaratkan memiliki bangunan sendiri baik itu kecil, sedang, ataupun besar. Bangunan ini bisa berukuran gubuk, rumah, gedung, atau apapun dan yang lebih keren lagi adalah kamu yang memilikinya. Begitu juga dengan dedicated server, kamu owner dari server yang kamu miliki baik itu secara software atau hardware. Kamu dapat bongkar pasang software yang ingin kamu gunakan, dan jika hardwarenya dirasa kurang cukup memuaskan, kamu dapat bongkar pasang hardwarenya juga.
Kekurangannya adalah harganya yang relatif lebih mahal dibanding VPS dan Shared Hosting. Disamping harga, kompleksitasnya juga lumayan rumit karena kamu harus melakukan konfigurasi software dan hardware sendiri (tetapi sekarang banyak sekali jasa yang menawarkan hal ini dengan biaya murah). Kekurangan lainnya adalah kamu harus paham teknologi server, jangan sampai asal bongkar pasang nantinya malah Hardware Failure.
Kelebihannya, kamu memiliki akses tidak terbatas ke server yang kamu miliki. Jika kamu memiliki project berbasis internet dan melibatkan kekuatan hardware, kamu dapat mengujinya disini. Misalkan kamu perlu melakukan DDoS attack besar-besaran (jangan dicoba jika tidak paham) atau membuat sebuah MMORPG server untuk game yang kamu punya. Atau bisa juga digunakan untuk kepentingan akademis seperti Machine Learning atau Big Data.
Kesimpulan dan FAQ
Intinya, semakin tinggi tingkatannya maka semakin banyak fitur yang bisa didapatkan. Ok, saya akan jawab beberapa pertanyaan selanjutnya diatas tadi.
Jika kamu punya sebuah website dan tidak memiliki dependency teknologi yang signifikan misalnya seperti HTML + CSS + JS biasa atau PHP atau WordPress atau CMS lain, kamu dapat menggunakan Shared Hosting. Tetapi selalu perhatikan tech stack yang dibutuhkan! Jangan sampai kamu ingin memasang Laravel di sebuah Shared Hosting, namun Shared Hosting tersebut tidak mendukung Laravel, bisa jadi kacau dan yang ada malah protes ke Customer Service karena kesalahan sendiri. Alangkah baiknya kamu mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan pihak penyedia Shared Hosting tersebut.
Jika kamu punya project internet lainnya tetapi bukan berbasis web, ataupun berbasis web namun dependency technology nya rumit, misal menggunakan Node.JS, Docker, dll kamu disarankan menggunakan VPS, kamu tidak perlu memikirkan segi hardware namun cukup bermain di sisi software.
Nah itulah beberapa pertanyaan diatas yang sudah terjawab, punya pertanyaan lain? ajukan di kolom komentar atau hubungi penulisnya langsung juga dibolehkan.
Sumber : SaungKode